Postingan

Riset: Pengertian, Ruang Lingkup, Tujuan, dan Manfaat bagi Peserta Didik MTs N 1 Pemalang

Gambar
PENGERTIAN RISET Riset/ Research adalah suatu penyelidikan, pemeriksaan, pencermatan, percobaan yang membutuhkan ketelitian dengan menggunakan metode/ kaidah tertentu untuk memperoleh suatu hasil dengan tujuan tertentu. 1. Pengertian Riset Menurut Hopkins WG (2002) Riset yaitu mengirimkan suatu pertanyaan atau isu serta menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan suatu masalah. 2. Pengertian Riset Menurut Burns (1994) Riset yaitu sebuah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan. 3. Pengertian Riset Menurut Kerlinger (1986) Riset adalah sistematik, terkontrol secara empiris dan investigasi kritis terhadap dalil tentang dugaan hubungan antar berbagai macam fenomena. Bidang Riset di Madrasah 1) Keagamaan Penelitian pada bidang keagamaan memungkinkan peneliti mencari tahu tentang hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat ataupun mencari tahu tentang agama sebagai gejala sosial. Ber

Teman untuk Anak-anakku

Sebelum masuk kelas, saya selalu berdoa supaya bisa menjadi teman belajar yang baik untuk anak-anak. Saya sering ngeri sendiri kalau membayangkan, anak-anak yang ada di hadapan saya ini adalah anak yang nantinya akan menghadapi tantangan di bonus demografi Indonesia. Belum lagi amanat undang-undang dengan segala keterampilan dan keilmuannya. Saya mengawali menjadi teman yang baik bagi mereka dengan mengenal mereka. Alhamdulillah, saya punya kesempatan banyak masuk kelas yang sama sehingga saya punya banyak waktu untuk ngobrol ke mereka. Sebelum belajar, saya selalu menghabiskan waktu 10-20 menit untuk menelaah kepribadian mereka. Tentu saja tidak sedalam itu. Sekadar hal-hal sederhana seperti cita-cita, hobi, atau aktivitas yang mereka sukai.Atau, karena saya sedikit banyak tahu tentang kepribadian mbti, zodiak, golongan darah, tidak jarang saya tanya hal-hal itu ke anak-anak. Lalu, saya menjadi tahu bagaimana karakter mereka. Percakapan sederhana yang tidak kalah menyenangkan ialah

Refleksi Tahun Ajaran Baru 2019/2020

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kutipan di atas merupakan UU no 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Dari kutipan di atas, lalu saya berpikir, bagaimana seorang guru bisa mewujudkan tujuan yang sebegitu tinggi? Kapasitas seperti apa yang harus dimiliki seorang guru untuk membentuk anak-anak bangsa menjadi insan kamil sesuai amanat undang-undang? “ambil es teh, setelahnya diminum, lalu ambil baju dari jemuran untuk disetrika (nggak nyambung sih, but I did those all thing while thinking). Dalam benak saya, terbayang ing ngarsa sing tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri

Bahagia Terlebih Dahulu atau Menikah Terlebih Dahulu?

Tulisan ini ketrigger sama video yang aku tonton di yutub (sengaja ditulis demikian hehe) tentang menikah tua vs menikah muda. Dalam video itu, kita disuguhkan tayangan mengenai pandangan orang-orang yang menikah muda (usia 20-22) dan orang-orang yang menikah di usia tua (29-32). Berarti saat menulis tulisan ini aku masih aman lah yaa. Ehehe. Berbagai alasan yang mereka kemukakan kenapa menikah pada usia tersebut, seperti factor lingkungan, perasaan mampu menafkahi, tidak ingin hidup sendiri, bagiku adalah alasan yang masuk akal dan sah untuk kemudian memutuskan untuk menikah. Plus minus kehidupan yang dirasakanpun terdengar menarik di telingaku. Seperti, orang-orang yang menikah muda menjadi lebih terbatas bergaul dengan komunitasnya, tapi bisa memiliki anak pada usia yang muda sehingga bisa semaksimal mungkin menafkahi anak, belum terlalu tua ketika anak sudah besar sehingga bisa mengerti dengan dunia anak. Nah, bagi orang-orang yang menikah di usia yang lebih

Mengelola Rasa Empati

Setelah lama galau ingin menulis tentang apa, akhirnya saya memilih tema ‘empati’ yang bagi banyak orang dirasa begitu dibutuhkan, tapi bagi saya terkadang terasa merepotkan. Sebelumnya, saya bukan sepercaya diri itu sehingga saya menyebut diri saya orang yang mudah berempati. Beberapa teman yang setiap hari   bergaul bersama saya yang mengatakan hal tersebut. Kata mereka, saya yang mudah menangis karena hal-hal kecil adalah alasannya. Lalu, saya mencari tahu lebih lanjut tentang empati. Kemudian, dari hasil baca dan menonton beberapa video, saya simpulkan bahwa empati ialah perasaan bisa merasakan perasaan orang lain, benda, hewan, dan makhluk lain. Kemudian, saya nonton video dari salah satu channel youtube favorit saya, yaitu Vice Indonesia . Di sana saya melihat banyak orang dengan tingkat empati yang tinggi terhadap banyak hal. Bukan hanya orang lain, tetapi benda-benda di sekitar mereka. Kalau ada hewan sakit, mereka ikut merasa sakit dan sebagainya. Lalu, saya berkaca

ATASI PEDOFILIA, ISLAM AJARKAN PENDIDIKAN SEKS (2)

Pendidikan Seks dalam Kacamata Islam             Dalam Islam, pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan akhlak yang berdasar pada sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.             “Dari Abu Hurairah, bahwasnya Rasulullah saw. ditanya : Apakah yang banyak memasukkan orang ke dalam surga? Rasul menjawab : “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan ditanya : Apakah yang banyak memasukkan orang ke dalam neraka? Rasulullah menjawab : Mulut dan faraj.” (H.R. Tirmidzi).             Pembaca yang budiman, dari hadits ini tersirat bahwa pendidikan seks yang merupakan pendidikan akhlak adalah salah satu amalan yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga. Diperkuat lagi dengan jawaban Rasulullah yang kedua, bahwasanya apabila kita bisa menjaga faraj kita, makan kita telah terhindar dari hal yang paling banyak memasukkan orang ke neraka.             Pendidikan seks pada anak dalam Islam sejatinya di mulai dari anak usia 0 tahun. Pada masa itu, orangtua

ATASI PEDOFILIA, ISLAM AJARKAN PENDIDIKAN SEKS (1)

Kasus Pedofilia di Indonesia Tertinggi di Asia             Pedofilia. Sebuah kata yang akhir-akhir marak menghiasi media dan menjadi konsumsi publik di Indonesia. Satu persatu kasus pedofilia di Indonesia mulai terkuak. Terakhir, polisi menagkap Ahmad Sobadri alias Emon, 24 tahun karena menyodomi 73 bocah laki-laki di Sukabumi. Berita itu merupakan berita yang memprihatinkan, mengingat belum redanya pemberitaan mengenai pelecehan seksual di Jakarta Internasional School. Para predator – sebutan untuk pengidap pedofilia—ini tidak tanggung-tanggung dalam menjalankan aksinya. Mengapa saya mengatakan hal tersebut? Sebagaimana yang dimuat dalam koran elektronik TEMPO.CO bahwasanya korban dari satu pelaku bisa berjumlah 73 orang.             Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang juga dimuat pada halaman yang sama, dinyatakan bahwa 2012 jumlah korban anak yang menjadi korban kekerasan seksual ada 256. Lebih mencengangkan lagi pada tahun selanjutnya yaitu tahu